Wina (AFP) – Presiden Ukraina Viktor Yanukovych berjanji pada hari Kamis bahwa negaranya akan terus bekerja menuju keanggotaan Uni Eropa bahkan ketika Kiev menghentikan persiapan untuk menandatangani kesepakatan perdagangan bersejarah dengan Eropa.
Ukraina “akan bekerja lebih jauh di jalur ini, jalan menuju integrasi Uni Eropa ini,” kata Yanukovych dalam kunjungan ke Austria, berbicara melalui seorang penerjemah. Komentarnya muncul ketika pemerintah Ukraina mengeluarkan dekrit yang memerintahkan “penghentian proses persiapan Perjanjian Asosiasi antara Ukraina dan Uni Eropa”.
Mengamankan Perjanjian Asosiasi dipandang sebagai langkah pertama untuk mendapatkan keanggotaan UE. Namun, blok tersebut menuntut pembebasan pemimpin oposisi Yulia Tymoshenko yang dipenjara sebagai imbalan atas perjanjian tersebut. Sebelumnya Kamis, parlemen di Kiev memberikan suara menentang RUU yang akan membebaskan Tymoshenko, pemimpin Revolusi Oranye 2004.
“Tentu saja ada kesulitan di jalan,” kata Yanukovych kepada wartawan setelah bertemu dengan timpalannya dari Austria Heinz Fischer. Kita perlu memeriksa masalah-masalah ini dan melihat apakah mereka dapat diselesaikan atau dihindari,” tambahnya, bersikeras parlemen Ukraina telah melewati pada hari Kamis beberapa RUU lain untuk memenuhi kriteria Uni Eropa.
Ditanya mengapa Tymoshenko, yang menderita masalah punggung dan telah ditawari perawatan medis di Jerman, tidak dapat dibebaskan, Yanukovych bersikeras ini adalah keputusan yang harus diambil oleh pengadilan.
“Untuk menjawab pertanyaan ini pasti hari ini tidak mungkin,” katanya, menunjuk pada pandangan Tymoshenko yang sangat bertentangan di parlemen Ukraina dan luar negeri.
“Kita harus tetap berpegang pada hukum. Kami menghormati hukum dan konstitusi. Pembebasan Nyonya Tymoshenko sangat kontroversial dan kontradiktif,” tambahnya. Tymoshenko, mantan perdana menteri dan saingan berat presiden, dipenjara pada 2011 selama tujuh tahun atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan saat menjabat.
Para kritikus menuduh Yanukovych berusaha menjauhkannya dari politik menjelang pemilihan presiden pada 2015.