MEDAN (AFP) – Lebih dari 27.000 babi mati dalam epidemi babi-kolera yang melanda Indonesia, dengan ribuan lainnya berisiko, kata seorang pejabat kesejahteraan hewan.
Ribuan babi telah mati di lebih dari selusin kabupaten di Sumatera Utara selama tiga bulan terakhir, dan laju kematian meningkat, kata pihak berwenang.
“Setiap hari, antara 1.000 dan 2.000 babi sekarat. Ini angka yang cukup tinggi,” kata Agustia, kepala kantor dokter hewan di Medan yang pergi dengan satu nama, pada hari Jumat (13 Desember).
Namun, ia menambahkan bahwa jumlah kematian saat ini adalah sebagian kecil dari 1,2 juta babi di Sumatera Utara, bagian dari Indonesia yang mayoritas Muslim yang mayoritas Kristen dan di mana daging babi merupakan bagian penting dari makanan lokal.
Bulan lalu, lebih dari 1.000 babi yang dilanda kolera dimakamkan di provinsi itu setelah bangkai mereka yang membusuk diambil dari saluran air setempat, ketika polisi mencari tersangka yang membuangnya.
Sebelumnya, tes laboratorium menemukan bahwa hewan-hewan itu mati karena kolera babi tetapi para pejabat mengatakan mereka juga menguji untuk melihat apakah ada yang terinfeksi demam babi Afrika. Keduanya diyakini tidak menimbulkan risiko bagi manusia.
Pada tahun 2017, wabah kolera babi di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, menewaskan lebih dari 10.000 babi, menyebabkan kerugian finansial yang parah bagi peternak lokal.